Bab 61 :
NITA dan RINA — Dua, habis

Begitu kutanyakan kepada Nita tentang pengobatan dan kesembuhan Rina mengenai penyakit kulitnya, yang kudengar dari Erwin di Paris, Nita meng ya kan. Dan kukatakan kepadanya, aku sangat ingin bertemu Rina. Ingin menanyakan dan ingin melihat sendiri akan kesembuhannya. Nita mengatakan, bahwa Rina sekeluarganya akan datang ke rumah ini ketika hari Minggu nanti, sebab hari itu adalah ulangtahun Nita. Dia mengundang beberapa temannya yang terdekat saja, termasuk sekeluarga Rina ini. Nita setuju aku mau menanyainya berkenaan dengan pengobatan dan kesembuhannya ini.

Siang itu sekeluarga Rina datang, lengkap dengan dua anaknya, suaminya Kamal, bahkan abangnya Victor, yang kami kenal sejak tahun 1964 di Beijing - China. Tampak mereka sangat gembira, tak terlihat tanda dulu itu, bahwa dia sakit kulit yang begitu berat dan telah menyiksanya bertahun-tahun. Dua anaknya sangat asik bermain dengan cucuku Berry, dan Berry lebih "menggila" lagi karena ada dua temannya anak laki.

Rina kuminta bersama Nita agar datang ke tempatku dilantai dua, paling atas, shoulder. Di atas itulah sarangku, ada internet-emailnya, di mana aku bisa kerja menulis sesuatu. Dengan Nita tak bisa berlama-lama, sebab dia harus masak buat para tamu siang itu. Dia sekedar mengantarkan Rina, karena kami tahu betul Rina ini sangat pemalu. Tapi karena sudah lama saling kenal, maka percakapan cukup lancar.

"Jadi, Rin, kamu memang merasa bahwa sebenarnya yang berperanan pokok itu adalah Nita? Bukannya syekh itu?". "Betul Oom, saya sangat merasakan bahwa Nita-lah yang paling pokok menyembuhkan saya. Dialah yang menyembuhkan saya, punya keinginan buat hidup, punya semangat bangkit kembali, buat bisa bergembira, menikmati rasa kekeluargaan. Cobalah Oom lihat, mana pernah kami segembira ini selama bertahun-tahun itu. Dan lagi Oom lihat ini tangan saya, badan saya...",- Rina memperlihatkan kedua belah tangannya dan sedikit menyingkap punggungnya, yang dulunya tidak mungkin dia mau memperlihatkannya kepada orang. Sebab ada air, berair, darah campur nanah. Kini kedua belah tangan itu sudah licin, bersih, kering dan malah bagus sekali kulitnya!

"Ketika Nita mengatakan bahwa akan ada seseorang yang akan mengobati saya secara langsung dan dengan obat benaran, saya menunggunya. Tetapi saya tak tahu kapan, di mana, dan bagaimana persisnya. Tetapi saya punya keyakinan penuh dan sangat percaya bahwa memang Nita sedang menjalankan misinya buat kesembuhan saya. Tampaknya dia memohon penuh, memanjatkan penuh doanya kepada atasannya, agar orang yang lebih hebat dari dialah yang langsung mengobati saya. Tetapi saya sangat percaya, semua ini adalah peranan Nita. Dia benar-benar mengatakan, akan datang seseorang yang akan membantu saya, mengobati saya. Dan orang ini adalah "persekutuan" Nita dengan rokh dan semangat orang itu, syekh Ibrahim orang Marokko itu. Yang padahal Nita tak pernah mengenal dan tak pernah bertemu dengannya.

Suatu sore datang Kamal sangat tergesa-gesa, dengan terengah-engah turun naik karena keletihan lari-lari entah dari mana, lalu mengatakan kepada saya, agar lekas berbenah dan kita sekarang juga sesegera mungkin datang ke rumah syekh Ibrahim, orangpintar yang merangkap jadi tabib, akan mengobati saya. Bagaimana saya harus secepat itu. Ada dua anak yang harus diatur, ditinggalkan walaupun hanya buat beberapa jam saja. Kamal dipesan oleh seorang temannya yang juga orang Marokko, agar membawa isterinya ke syekh itu. Rupanya teman Kamal ini sudah "membooking" agar isteri Kamal dapat kesempatan diobati oleh syekh itu. Dan syekh Ibrahim segera mengatakan agar seketika itu juga, isteri Kamal datang kepadanya. Rupanya entah bagaimana, syekh Ibrahim sudah punya "firasat dan pesan-titipan" agar segera menyembuhkan Rina yang sudah bertahun-tahun kemasukan setan jahat dalam tubuhnya.

Hari itu, Oom, lanjut Rina, sore itu, saya diseret-seret, sambil menyeret kaki yang sakit, dan badan setengah pingsan, saya jalan berdua Kamal dan temannya itu, menuju rumah syekh. Dua anak saya, saya titipkan kepada tetangga. Dan minta ampun capek sekali, lelah, letih loyo tak ada tenaga. Saya tak pernah ke luar selama bertahun-tahun. Sekarang saya harus menuju rumah syekh itu. Kami tak pernah mengenalnya. Habis tenaga saya, hampir saja saya menyerah dan mogok di tengah jalan. Tetapi entah bagaimana sangat jelas tergambar, terbayang wajah Nita, menyemangati saya, agar teruskanlah, Nita seakan berkata, bagaimanapun kamu harus datang kepadanya, inilah dia itu,inilah dia itu!

Dan saya menguatkan diri sedapat-dapatnya. Dan kami sampai ke rumah syekh itu. Saya melihatnya sangat benci, sangat marah, mau memakinya, tetapi tidak punya tenaga, tidak terkeluarkan. Kamal membantu saya mendudukkan saya ke dekat syekh, dan saya bukan main marah dan bencinya kepada Kamal. Semua orang di ruangan itu sangat memuakkan saya, sangat membencikan dan membosankan. Lalu syekh mengkap tangan saya dan menundukkan kepala saya ke arah sebuah cangkir yang berisi air-putih-jernih. Syekh berkata, lihat itu yang dalam air! Lihat baik-baik apa itu yang dalam air! Dan terlihatlah sebuah mata yang sangat besarnya, menyeramkan sangat. Lalu telinga yang sangat besar dan berbulu. Saya sangat takut, tetapi syekh tetap memegang kepala saya dan menundukkan agar terus melihat ke dalam cangkir beisi air itu. Tak beberapa lama lalu syekh mengangkat saya duduk yang baik. Lalu dia mengambil kertas lipatan dan saya merasa tiba-tiba saja dia menusukkannya ke rusuk saya sebelah kiri. Dan kertas yang terasa sangat kuat tajam serta keras itu, bagaikan angin topan menerpa rusuk saya. Saya sangat terkejut, dan lalu menarik nafas yang sangat panjang, sebab seperti sangat kelelahan, dan lalu terasa ada yang ringan, ada yang hilang terbang. Tusukan dan libasan kertas itu benar-benar saya rasakan seperti kerasnya hembusan angin topan. Dan saya lalu terasa enak bernafas, ada yang ringan dan melegakan.

Lalu saya diberi obat gosok, terdiri dari air. Saya masih ingat benar, dulu Nita ketika datang ke rumah saya, berjanji akan memberikan obat gosok air ini, dan ternyata bukannya dia yang memberikan, tetapi syekh itu. Dan inipun sudah dikatakannya, ada seseorang baik yang akan datang kepadamu, dan akan mengobati kamu. Saya kira inilah orangnya, dan inilah semua yang dikatakan Nita",-

"Jadi Oom, tak pernah sedikitpun saya ragu, Nita-lah yang mengobati saya, dan yang paling penting saya merasakan semua itu. Dan bagaimanapun saya sangat berterimakasih kepada syekh Ibrahim itu, yang telah memberikan obat kepada saya. Saya gosokkan obat itu ke bagian sakit kulit saya, sehingga selicin ini", kata Rina lagi-lagi memperlihatkan tangannya.

Rina baru satu kali diobati dengan diberi obat gosok oleh syekh Ibrahim. Syekh Ibrahim adalah seorang tabib merangkap paranormal dari Marokko juga. Dia sangat terkenal di kalangan orang-orang Afrika yang saling mengamalkan ilmunya dalam soal kejiwaan. Katanya Rina kemasukan setan selama tahunan ini. Entah benar tidaknya, tetapi nyatanya Rina sudah berkali-kali berobat ke dokter, tidak juga menemukan kesembuhan.

Dengan "perkenalannya kembali" dengan Nita sesudah bertahun-tahun tidak dekat, yang padahal hidup di satu negara, Holland, maka sangat terasa bagi Rina, bahwa Nita-lah yang sebenarnya dapat menyembuhkannya. Tetapi Nita berkali-kali menyatakan dirinya, dia hanya sekedar bantuan luar, yang "tugasnya" sangat memohon, memanjatkan doa agar Tuhan memberi kesembuhan kepada siapa yang benar-benar dan sungguh-sunggu ingin sembuh, dan pecaya penuh kepada kekuatan Tuhan. Inilah tugas utamanya, memberi bantuan, menolong orang yang benar-benar mengharapkan bantuan dan pertolongan. Pasal berhasil atau tidaknya, terpulang pada yang di Atas, yang mahakuasa, sedang manusia hanya berharap, berdoa.

Sebelum ini Nita sudah berkali-kali diminta datang buat menyembuhkan orang atau teman dekatnya. Nita memberikan bantuan dan menolong, tetapi dia tetap sebagai orang biasa, bukannya dukun, bukannya paranormal yang sudah professionel, tetapi baru taraf belajar. Karenanya sementara ini dia pantang menerima bantuan, sumbangan apalagi berbentuk uang! Membantu dan menolong kemanusiaan, itulah program tahunannya buat tahun 2000 ini. Sedang dia bekerja di sebuah pabrik sebagai buruh pemasang alat-alat elektronik dengan banyak temannya baik dari Asia maupun dari Eropa,—

Paris 25 februari 2000,—

Daftar Isi


© Sobron Aidit. All rights reserved.
Hak cipta dilindungi Undang-undang.