Bab 133 :
Kingcobra

Biasanya orang akan mengatakan singa itu adalah raja hutan. Atau berjenis macan, harimau, akan dikatakan raja hutan. Tetapi mengapa sekali ini Kingcobra yang walaupun tanpa nama raja dalam bahasa setempatnya, telah menjadi raja yang sangat menakutkan. Semua jenis kera bila Kingcobra lewat, berbunyi mendesis melalui rerumputan, pepohonan kecil dan semak-semak, mereka akan memperhatikan dengan seksama dari atas pohon. Melihat ke bawah, memperhatikan Kingcobra sambil menjalar dan merayap dengan badannya yang panjang bulat. Di atas sepanjang perutnya dengan kulit berwarna hitam - putih dan kebiruan, dan dengan kepala mendongak ke atas bagaikan siap menerkam, keluarlah lidahnya yang bercabang itu. Keluar masuk, lidah itu panjang bagaikan pedang bercabang dan bermata dua. Beberapa jenis kera mencengkam erat dahan atau cabang pohon, seakan ketakutan kalau terjatuh yang pasti akan dilahap Kingcobra.

Dari kejauhan berjenis babi dan anak-anaknya berlarian ketakutan bila ada bunyi keresek-keresek rerumputan kering atau semak-semak, pepohonan kecil, rebah atau bergoyang mencurigakan. Kelinci yang paling sering menjadi santapan empuk Kingcobra. Tambah lama tambah pandai mewaspadai gerak-gerik Kingcobra, Dan Kingcobra akan melahap apa saja bila dia merasa kelaparan. Babi yang sedang-sedang, serta kambing penduduk sekitar pedesaan itu, sudah berkali-kali hilang dan orang-orang tahu, semua itu adalah korban Kingcobra. Yang menjadikan orang banyak menjadi heran, singa dan berjenis macan, harimau-pun, menghindar apabila Kingcobra hendak lewat. Mereka dengan mata tajamnya melihat dan memperhatikan bagaimana Kingcobra menjalar dan menjulurkan badannya yang bulat panjang itu. Sambil lidahnya keluar masuk yang cukup panjang, bercabang dua, bagaikan mata pisau. Kingcobra yang satu ini benar-benar mengerikan bila diperhatikan gerak-geriknya. Larinya cepat dan bisa berbelok-belok secara tiba-tiba. Lalu congor mulutnya itu segera menerkam mangsanya, dan korbannya tak bisa lagi bergerak meronta secara leluasa, karena cengkeraman gigi depannya sebagai alat penangkap dan penjepit bagaikan pisau tajam. Dan gigi lainnya secepat kilat mengeluarkan racun yang sangat berbisa. Maka korban tangkapannya alamat akan segera masuk perutnya yang panjang itu.

Bagi jenis ular, apalagi ular berbisa seperti Kingcobra ini, tak ada istilah mangsanya dikeluarkan lagi karena terlalu besar atau karena alasan apapun. Sebab jenis susunan giginya masuk ke dalam mulutnya, sehingga kalau sudah tertangkap menancap di antara giginya, artinya benda dan mangsa apapun hanya ada satu tanda : masuk terus ke dalam perutnya, tak bisa dan tak mungkin dapat ke luar lagi. Sebab susunan giginya akan mendorong terus masuk ke dalam dan tak bisa ke luar dan tak mungkin ke luar. Lain dengan binatang buas lainnya. Seekor singa, macan, harimau, atau buaya, akan memotong-motong atau bisa mengeluarkan badan mangsanya, akan mencabiknya menjadi beberapa bagian. Tetapi jenis ular tak bisa berbuat seperti binatang buas lainnya itu. Dia akan memangsanya bulat-bulat.

Di perkampungan Agra sebelah timur Delhi, India, tak jauh dari perbatasan Nepal yang juga tak jauh dari kaki pegunungan Himalaya, ada seekor Kingcobra yang panjangnya empat meter. Karena dikenal penduduk sekitar, kehebatannya memangsa berjenis binatang, dan ketakutan binatang buas lainnya terhadap Kingcobra ini, maka oleh penduduk dinamai Kingcobra Jaya. Bilakah King Jaya terlihat amat garang dan buasnya? Penduduk menandainya apabila King Jaya akan berganti kulit. King Jaya ketika itu seakan gelisah, jalannya sangat cepat, bagaikan berlari dan deras sekali. Keluar masuk hutan dan menyeberang sungai, dan melewati bebatuan, Berjenis binatang biasanya menandai apabila King Jaya lewat dan mengganas ketika akan sampai waktunya dia berganti kulit.

Periode begini biasanya Kingcobra Jaya akan selalu lewat di sela-sela pepohonan dan bebatuan yang kedua belahnya berdekatan. Seakan-akan memang dicarinya tempat begitu, buat dengan segera menanggalkan kulitnya, agar segera mengelupas dan lancar jalan pergantiannya. Penduduk yang menandai masa-masa pergantian kulit begini, akan mencari di mana dan kapan King Jaya akan berganti kulit. Mereka melihatnya dari kejauhan dan agak terlindung dari mata tajam King Jaya. Dia akan menjulur dan menjalar menggesekkan badannya. Lalu kulit itu mengelupas dengan wajar dan tanpa sedikitpun tergores apalagi luka. Lalu kulit barunya itu bukan main bagusnya, mengkilat bagaikan diminyaki. Dan warna kulitnya bagaikan dicat dengan berbagai warna-warni, dengan dominasi warna burik, kelabu dan bintik-bintik putih abu-abu. Dia biasanya akan "melepaskan lelah" agak sebentar. Dan tak berapa lama sesudah itu dia akan dengan ganasnya mencari mangsa, karena lapar, karena haus dan mau mengeluarkan racun berbisanya selama periode pergantian kulit itu.

Pada periode begini, dia akan berjalan - lari dan mengejar dengan derasnya. Lalu menangkap mangsanya dengan kejam dan buas, serta mengerahkan semua racun berbisanya sampai mangsanya itu mati lemas. Ketika itulah penduduk tak berani lagi agak dekat-dekat, dan semua ternak rumah dijaga dengan ketat agar King Jaya tak seenaknya menyerang dan memangsa peliharaan penduduk. Penduduk saling mengabari satu sama lain sedang di mana beradanya King Jaya, agar mengambil ancang-ancang buat berhati-hati. Kingcobra Jaya yang sebesar dan sepanjang itu bukanlah jenisnya buat dipermainkan penduduk India seperti cobra-cobra biasanya. Dia sudah dianggap bagaikan datu-datu sakti yang bertuah dan disakralkan. Tak ada orang berani berusaha menangkap atau menjinakkannya, apalagi membunuhnya. Penduduk hanya tahu ada Kingcobra Jaya, sekali-sekali memangsa peliharaan dan ternak penduduk, hanya itu. Dan itupun mereka terima dengan apadaya dan apaboleh buat.

Suatu kali cerita Kingcobra Jaya pada akhirnya menjadi kenangan dan cerita yang panjang tak berkesudahan. Di atas sebuah bukit yang banyak pepohonan dan juga bebatuan, penduduk melihat dari jauh ada binatang panjang seperti naga kalau memang naga itu ada. Binatang itu bagaikan berkelahi, mengempaskan dan membanting sesekor binatang yang besarnya bagaikan kerbau liar. Lama penduduk mngamatinya. Lalu mereka beramai-ramai mendatangi sebuah bukit tempat perkelahian antara naga dan kerbau liar itu. Begitu mereka semakin mendekat, tahulah mereka, seekor naga dan kerbau liar itu adalah Kingcobra Jaya sedang memangsa sesekor rusa yang bertanduk-banyak dan tajam. Rupanya King Jaya berusaha keras buat menelan rusa bertanduk banyak dan tajam itu, tetapi karena tanduknya itu panjang dan bercabang banyak dan tajam, maka tidak dapat tertelan begitu saja. Rusa itu tentu saja tak bisa berlawan, dan sudah mati lemas. Tetapi tanduknya yang bercabang-ganda, tajam dan panjang itu, bagaikan senjatanya yang terakhir. Dan Kingcobra Jaya karena berjam-jam berkelahi dengan kepala tanduk rusa bercabang-ganda dan tajam-panjang itu, pada akhirnya juga merasa kelelahan dan juga lemas karena bisa-racunnya-pun banyak hilang dan terkuras. Dan betapa penduduk merasa gembiranya. Mereka tak seorangpun dapat dan mampu buat menangkap King Jaya, dan juga tak bersedia membunuh King Jaya. Tetapi seekor rusa yang bertanduk-ganda, tajam dan panjang, sudah menembuskan badan King Jaya, menembus perutnya yang juga sepanjang yang ketika itu hampir lima meter. Dan King Jaya Rajakobra di kaki pebatasan Nepal - India itu, pada akhirnya mati karena kekejaman dan kerakusannya sendiri. Mati karena kehabisan dan terkuras kering racunnya sendiri, dan penduduk tak lagi kehilangan binatang ternak peliharaannya,-

Almere - HOLLAND,- 27 Juli 2000,-

Daftar Isi


© Sobron Aidit. All rights reserved.
Hak cipta dilindungi Undang-undang.