Bab 127 :
Berbagai Cara Orang Cari Makan

Di Perancis angka pengangguran dua-tiga tahun yang lalu berkisar antara 2 setengah juta sampai dengan 3 juta penganggur. Terkadang grafiknya turun - naik, tetapi sekitar angka itulah. Pendatang lama belum lagi mendapat pekerjaan, pendatang baru berdatangan bagaikan air mengalir. Kedatangannya baik sebagai migrant, mencari pekerjaan dan kehidupan, karena kesulitan kehidupan, perekonomian di negaranya, maupun yang karena disebabkan politik. Misalnya keterancaman kehidupannya, karena dicari-cari, karena mau ditangkap dan disiksa dan bahkan dibunuh, pokoknya tidak bisa lagi hidup di negeranya sendiri. Lalu mencari perlindungan politik di negara lain, dan negara lain itu kebetulan Perancis.

Dan semua ini menjadi beban pemerintah setempat. Harus menyediakan perumahannya, menyediakan lowongan pekerjaannya, dan menjamin semua kehidupannya. Karena begitulah konsekwensi telah menerima kedatangan orang-orang itu. Apakah bisa pemerintah menampung orang yang begitu banyak? Tidak ada jaminan. Jangankan orang-orang pendatang itu, rakyatnya sendiri yang berurat berakar di negaranya sendiri, masih banyak yang tak dapat pekerjaan, tak punya perumahan tetap, tak ada jaminan apapun!

Lalu jadi bagaimana? Semua orang harus mencari jalannya sendiri. Tidak bisa dan tidak mungkin selalu menggantungkan diri kepada pemerintah maupun suatu badan yang secara khusus menangani masalah kesulitan hidup para pendatang ini. Maka berbagai jalan, dan berbagai cara mereka mencari makan, mencari kehidupan. Kalau cara mencarinya itu masih dalam batas-batas kewajaran, dan normal, tidaklah menjadi persoalan benar. Tetapi kalau cara mencari makan dan kehidupannya di luar batas kewajaran, abnormal, maka beban pemerintah bertambah berat, terutama dari segi keamanan, kestabilan. Orang-orang itu harus ditangkap kalau sampai berbuat kriminal, dan harus dikembalikan ke negara asalnya. Kalaupun ditangkap dan dipenjara, artinya sama saja bahwa pemerintah harus menyediakan tempat dan makanan, dan kehidupannya di......penjara! Bolak-balik tetap saja beban pemerintah tidak akan berkurang.

Ada peraturan pemerintah tentang gaji, yang berlaku di seluruh negeri. Yaitu seseorang minimum harus mendapatkan gaji atau upah sekitar 40 francs satu jam-kerja. Peraturan ini harus ditaati, dan ada sanksinya, hukumannya, kalau dilanggar. Dan tokh ada saja yang melanggar, atau nyerempet secara berani dan untung-untungan. Hal ini sebenarnya pemerintah juga tahu, hanya mau apa! Tetapi kalau sudah benar-benar kebangatan, barulah diciduk, ditahan, didenda dan perusahaan atau usaha dagang itu ditutup. Dan kasusnya ada, hanya tak begitu banyak. Sebab kalau banyak ditutup, kembali lagi beban pemerintah akan berlipatganda lagi, sebab semua itu pada akhirnya akan jadi beban pemerintah juga! Dan lingkaran setan begini, tak habis-habisnya!

Yang berani nyerempet bahaya, tidak sedikit, tapi juga tidak banyak benar. Bukan rahasia lagi, ada perusahaan dan pertokoan yang menampung tenaga kerja bagaikan di Jakarta saja. Begitu ada kapal masuk di pelabuah Havre buat bongkar-muat barang dan akan diteruskan ke Paris atau kota lainnya, mereka berani mempekerjakan para buruh-pengangkutan yang tak terorganisasi itu dengan gaji 100 francs sehari dengan dapat dua kali makan! Bandingkan dengan gaji yang seharusnya diterima mereka menurut peraturan pemerintah. Tetapi lalu mau apa! Para pengangguran itu perlu kerja, perlu makan, sedangkan lowongan kerja tidak ada, dan bagaimana mau makan kalau tak ada uang! Bolak-balik begitu terus. Mendingan dengan kerja kasar dapat makan dua kali dan dapat uang biarpun hanya 100 francs.

Tenaga-kerja-lepas begini biasanya banyak sekali, dan mangkal pada suatu tempat yang rahasia. Hanya orang-orang berkepentingan tahu selukbeluknya. Dan biasanya kebanyakan dari Asia dan Afrika, terutama dari negeri-negeri sedang berperang dalamnegeri.

Ada lagi dengan cara-cara lain, tetapi sifatnya lebih perseorangan bukannya grup ataupun rombongan. Biasanya mereka ini pakai mobil. Tahu-tahu meminggir dan berhenti, lalu memanggil melambaikan tangannya kepada seseorang. "Tuan, saya sedang mencari kedutaan Itali. Apakah tuan tahu?", katanya dalam bahasa Inggeris. Orang ini pakai sedikit ilmu-jiwa. Lalu katanya lagi : "Saya dapat kesulitan berbahasa. Orang-orang Perancis ini bukan main sombongnya dalam bahasa mereka. Kalau kita tidak mengerti, mereka sepertinya mengejek kita, dan tidak mau membantu kita. Ini juga kesulitan saya. Untung saya ketemu tuan yang juga sama-sama bisa berbahasa Inggeris", katanya sudah mulai mau masuk pokok persoalan. Dan kalau kita katakan tidak tahu lalu dia mulai kesoal pokok.

"Begini tuan, saya mau pulang ke Roma. Tetapi sekarang kesulitan mencari kedutaan itu. Saya memerlukan uang kontan. Sekiranya tuan mau menolong saya membeli oleh-oleh yang tadinya akan saya bawa ke Roma, saya akan sangat berterimakasih",- Dan dia mengeluarkan dari kopernya sebuah jas yang cukup baik, masih dalam bungkusan yang rapi. Dan dibalik-baliknya memperlihatkan kepada kita. Tak ada cacatnya, bagus masih baru. "Tuan boleh lihat, coba juga boleh. Apaboleh buat harus saya jual dengan harga murah, agar juga tuan mau dan sedia membelinya. Sebab saya memerlukan uang buat membeli bensin persiapan pulang ke Roma sore nanti", katanya lagi. Dan kalau kita juga memegang dan membukanya, membalik-baliknya, maka kejadiannya akan sama dengan pedagang-pedagang asongan disekitar Danau Toba di Sumut itu. Baginya ada harapan sekian persen.

Harga jas itu memang murah, jauh dibawah harga toko. Dan kalau kita juga sedikit tertipu, lalu mau saja. Sebab kalau di toko sampai 900 francs, sedangkan yang itu hanya 200 atau bahkan 150 francs saja. Tetapi sesampainya di rumah tahulah kita, bahwa kualitasnya jauh dibawah ukuran. Dan katanya begitu sekali cuci, tampak segera akan kehancurannya, karena memang kualitas buruk. Orang jenis ini biasanya dia akan selalu menyasar orang asing, kalau bisa pendatang baru, bukan penduduk Paris yang sudah lama. Cara begini untung-untungan, siapa tahu kena. Tapi sering-sering juga gagal, sebab sasarannya salah tembak, karena orang itu adalah penduduk Paris yang lama, sudah banyak tahu banyak soal cara cari uang.

Apakah ada faktor penipuan dalam soal ini? Mungkin ada, tetapi mungkin juga salah yang mau membeli. Dia tokh tidak memaksa, tetapi membujuk dan merayu, agar kita tertarik. Tidak banyak untungnya, dan juga tidak banyak orang dengan cara mencari uang begini, sebab juga takkan banyak lakunya. Tapi begitulah salah satu cara mencari uang. Mana bisa diandalkan cara begini. Paling-paling hanya sekali-sekali.

Ada lagi seseorang yang sangat punya perhatian kepada kita. Lama sekali memperhatikan kita, dan tampaknya tertarik mau tahu sesuatu, atau mau bertanya, atau mau berhubungan entah mau apa.

"Tuan, saya ingin menjelaskan apa yang saya rasakan dan tahu tentang tuan dari pengamatan saya. Mungkin saya salah, tapi mungkin juga benar, hanya Tuhan yang tahu. Sedangkan saya hanya dapat melihat dan meraba secara pemantauan", katanya membuka percakapan. "Bahwa hari depan tuan itu tampaknya akan sangat baik. Terlihat pada wajah tuan, berwajah agak bulat, dan tampak airmukanya bukannya kering, tapi sedikit berminyak. Itu sudah menandakan tandanya akan banyak rezeki masuk. Tuan sendiri tidak menyedari hal ini. Apa betul begitu pemantauan saya itu?", tanyanya.

Dan dirikita siapa yang takkan merasa senang mendengar lagu-lagu nyanyian indah merdu buat kehidupan kita itu. Dan terjadilah percakapan lebih agak dekat. Dan diapun mengatakan punya pengalaman melihat nasib orang, yang pada akhirnya memang apa yang diramalkannya terjadi, demikian ceritanya sendiri. Dan pada akhirnya dirikita "terpaksa" merogo kantong dan mengeluarkan 100 francs, yang walaupun bukan dia yang menetapkan. Semua ini atas kesediaan kita saja. Baginya tak perduli apa yang tersimpan di hati kita, mau percaya apa tidak, tapi dia perlu makan, perlu uang. Terkadang diapun ragu akan kepercayaan kita sendiri. Maksudnya diapun kurang percaya kalau kita sendiri percaya, dia meragukan kepercayaan kita. Tetapi dia perlu cari kehidupan. Masakbodo apakah itu penipuan, tetapi bukankah tanpa kekerasan dan atas sama-sama suka? Maka berjalinlah antara yang perlu uang masuk dan orang yang perlu nyanyian merdu dan pujian dan pengangkatan dirinya. Begitulah antaranya sebagian kecil orang dengan berbagai cara mencari makan, mencari kehidupan di tengah masarakat kapitalis ini,-

Paris 13 Juli 2000,-

Daftar Isi


© Sobron Aidit. All rights reserved.
Hak cipta dilindungi Undang-undang.