Bab 104 :
Misteri Payung dan Tongkat,- Bagian Tiga,- habis

Setelah kami pindah ke Paris, selama itu pula aku tak pernah bertemu dengan Antoine. Tetapi kalau hanya saling nilpun memang adakalanya dua tiga bulan sekali. Itupun sekedar bertanya apa kabar saja. Beberapa kali bahkan sejak kami masih tinggal di Lure, Antoine pernah "membujuk atau menawarkan" padaku agar aku mau tinggal di Mulhouse bersamanya atau mencari rumah dengan bantuannya. Dia berjanji mau membantu keuangan buat mencarikan rumah dan pekerjaan buatku. Dan janjinya ini setelah kuamati dan kuselidiki, memang bisa dipercaya. Tetapi hal itu akan berarti aku akan jauh dan sangat terpisah dengan "masarakatku" sendiri. Terpisah dari teman-temanku, dari pergaulan dan cita-cita dan "perjuanganku". Dan lagi, yang kita kejar itu bukanlah uang, rumah, dan apalagi kekayaan. Tetapi memang ada maunya dalam kehidupan ini, yang rasa-rasanya setiap orang pastilah punya tujuan hidup, mau apa, dengan mengemban cita-cita apa.

Dalam suratnya atau tilpunnya jauh sebelum ini, Antoine selalu mengabarkan keadaan rumahtangganya dan kesehatan dirinya sendiri, dan tak lupa dia katakan "akan halnya si Maria papaya itu kini sudah punya pacar baru lagi. Dan aku mungkin buatnya kurang menarik dari segi wajah, dan lagi kau kan tidak setuju kalau aku bercerai dan kawin sama Maria. Jadi serba kebetulanlah dari segimu, dari segiku tetap saja akan selalu asyik kalau dengan Maria", katanya. Dalam hatiku, dasar si menyong dan si monyong Antoine ini, maunya main perempuan saja!

Dan sudah itu belasan tahun tak ada lagi saling berkabar di antara kami. Dan tahun 2000 ini "dikirimnya" utusan serta titipan amplop surat tebal dan payung serta tongkat itu. Apa pula arti kiriman itu, tampaknya kuno amat. Tapi tampaknya kalau hanya menduga-duga memang akan selalu tak terpecahkan apa maunya payung dan tongkat itu. Maka kubuka dan kubacalah surat amplop yang tidak tipis itu. Kuloncati membacanya, lalu kuulang ke atas lagi, lalu kusisir secara berurutan, agar mau cepat tahu.

"Kawanku simon, masih ingat kan si papaya atau si semangka Maria? Benar juga kau agak memarahiku dulu itu, selama lebih 15 tahun ini, sejak kau kukenalkan kepada dia, Maria sudah berganti pacar lebih dari tujuh kali! Seandainya aku dulu menuruti perasaan dan emosiku, entah laki-laki yang keberapa aku ini disepak dan diusirnya. Tapi benar-benar kau itu temanku yang sebenarnya sangat kubutuhkan dari dulu sampai kini. Tapi kau rupanya sangat getol akan kota Paris. Padahal kalau mau hidup tenang, aman dan tenteram, hiduplah jauh dari Paris, apalagi dekat perbatasan seperti kami ini. Aku terkadang heran, mengapa kau ketagihan amat untuk tinggal di Paris itu! Apa sih yang kau dapatkan? Sebuah restoran? Hanya itu? Kalau kau mau, sudah kubuatkan restoran yang lebih mentereng daripada punyamu yang hanya berkapasitas 66 orang itu! Tapi kau tidak mau mendengarkan kata-kataku. Tetapi namun demikian, amat banyak hikmah yang kudapatkan selama berteman denganmu simon.

Masih ingat kan Nguyen, isteriku, tentulah sudah tua, seperti juga aku. Dia selalu menanyakanmu, paman yang baik katanya selalu. Dan bagaimana dua putrimu? Tentulah kau sudah punya banyak cucu. Dan tiga anakku yang kau tahu dulu itu, di mana kau juga pernah menjenguknya di rumahsakit ketika dia diopname karena kakinya patah terjatuh ketika main ski, kini sudah menamatkan sekolah akademi perniagaan di Suisse. Lalu dua saudaranya sudah lulus universitas semua, dan sudah pada kerja. Dan kami benar-benar tinggal berdua, dan segera akan punya mantu. Kalau kau sempat nanti datanglah ke Mulhouse, nanti kukirimi surat undangannya.

Dan kau tahu simon, sifat dan adat di kampung kami? Seseorang cucu yang amat sayang kepada kakeknya, akan menghadiahi kakeknya dengan kado yang paling berharga dan terhormat ketika ulangtahunnya. Apa kado itu? Sebuah keranda peti mati dari kayu cendana, warum mewangi baunya. Dan kado ini tidak sembarangan, hanya cucu laki-laki dan yang pertama, dan itupun setelah dipertimbangkan sang kakek apakah akan diterimanya atau tidak. Biasanya kalau cucu pertama dan laki-laki, akan selalu diterima dengan baik dan bangga. Begitulah permisalan ini simon. Kau adalah temanku yang boleh dikatakan setengah menyelamatkanku. Penyakit mulut miring dulu itu pada pokoknya baik sampai mencapai 70 persen, dan ini menurut perkiraanku yang kurasakan. Aku merasa tidak seperti sebelum tusukjarum padamu dulu itu. Setelah beberapa minggu bahkan hampir dua bulan, keadaanku bertambah baik dan enak. Tentu saja belum tuntas samasekali. Dan inipun karena kau tak punya waktu buat meneruskannya, karena kepindahanmu ke Paris.

Lalu hal apa yang paling aku merasa teringat dan terkenang padamu? Kau dengan keras mencegahku agar aku jangan sampai menceraikan isteriku karena mau mengawini si papaya Maria. Ternyata kau benar, dan aku ketika itu hanya menuruti emosi dan nafsu berahiku. Cobalah seandainya jadi dulu itu, artinya kuceraikan Nguyen, dan aku kawin dengan Maria papaya, yang sekarang ini sudah merosot jadi Maria telordadar, karena papayanya sudah mengempes! ( Dalam batinku, dasar si Antoine ini matakeranjang! ). Dan kini kami serumah, berlima dengan tiga anakku, hidup tenteram, aman, tanpa problim rumahtangga seperti dulu itu. Dan Nguyen seperti katamu dulu itu, adalah tajuk mahkota, isteri budiman, walaupun bukan permainan mata dan permainan raga semata!

Apa semua ini? Karena ada orang yang berani dan jujur menyadarkan diri saya. Dan itu adalah kau simon, kawanku. Lama saya pikir, dengan apakah kebaikanmu itu kuimbali, kubayar budinya? Lagi-lagi kuceritakan permisalan di kampung kami di Kamboja. Karena kau sudah pasti dalam keadaan pensiun, karena menurut umurmu yang aku tahu, sudah waktunya pensiun, maka aku merasa pemberian yang paling tepat adalah Payung dan Tongkat ini. Payung adalah pelindung di kala panas dan hujan. Lalu Tongkat, orang tua, berilah tumpuan agar dia jangan sampai jatuh, berilah tangga untuk dia turun dan naik, dan itu juga artinya tongkat itu tadi. Dua perlambang ini di kampung kami, tidak sembarangan memberikannya. Dengan harapan itulah dua benda perlambang orang kampung kami itu, harapan saya kau akan rela menerimanya. Sudah tentu dalam amplop itu dapatlah hendaknya kau sekedar belanja ringan, walaupun aku tahu bukan benda itu benar yang kau puja-puja dan tinggikan. Tapi terimalah pemberianku yang ikhlas, jujur, setiakawan.

Dalam pada itu, kapan saja kau mau datang ke rumah kami, menginap berapa lamapun kau suka, termasuk anak-anakmu dan cucumu, kami sangat senang menerima kalian. Kalau sekiranya tahu-tahu saja kau berubah pikiran dan mau hidup di dekat kami, saya tetap akan mencarikan rumah dan pekerjaan bagimu, seperti yang pernah saya katakan dulu itu, yang kau sangat bandel dan menentang ajakanku",- demikian antara lain surat Antoine.

Dan kini barulah aku mengerti apa pula arti titipan dan kiriman payung dan tongkat itu. Dan dalam amplop yang samasekali tidak tipis itu disertai uang. Sebagaimana sejak dari dulu, Antoine selalu saja memberi sangu kalau aku pulang dari rumahnya, berupa uang atau barang. Dan aku dalam hati terharu dan menitikkan airmata, bukan karena pemberian benda-benda itu. Tetapi dia masih ingat akan daku, ingat akan anak-anak dan cucuku yang dia belum pernah melihatnya. Perpisahan selama 18 tahun, membuat semua kami berubah banyak. Berubah baik bukannya jelek. Dan keterharuanku, tetap saja dia sangat ingin kalau aku mau menuruti ajakannya agar aku mau hidup di dekatnya, tak berjauhan dari rumahnya. Sudah tentu hari itu juga disamping aku menilpunnya, juga menulis surat kepadanya dan kepada seluruh keluarganya, terimakasihku yang mendalam atas persahabatan yang langgeng ini. Selama 18 tahun, dipisahkan tempat, pekerjaan dan kehidupan dengan tugas sehari-hari, tetapi perpisahan sejauh dan selama itu, nyatanya tidaklah menghilangkan segala dan samasekali. Aku jadi semakin ingat akan Antoine yang tetap baik, walaupun dulu aku sangat marah mendengar maksudnya mau menceraikan Nguyen isterinya karena mau mengawini si papaya-semangka Maria, yang katanya sendiri sudah merosot jadi telordadar, demikian istilah Antoine.

Semoga Antoine dapat mantu yang baik, dapat cucu yang baik. Dan aku rasanya bersedia datang pada undangan pernikahan anaknya yang kami kenal dulu itu. Dan Nguyen ibu rumahtangga yang sangat baik itu, bersiap-siap ngunduh mantu, berharap-harap dapat cucu yang baik, semoga semua berjalan lancar dan sejahtera,-

Paris 30 Mei 2000,-

Daftar Isi


© Sobron Aidit. All rights reserved.
Hak cipta dilindungi Undang-undang.