Ruang

kita adalah ruang kosong itu dengan jendela setengah terbuka
membiarkan matahari mengusamkannya perlahan-perlahan
seperti biasa
bila musim kemarau tiba
debu-debu dari perut bumi yang bergelora
dengan leluasanya bercengkerama di atas tubuh kita
menari dan berjingkrak mencari-cari bagian yang leluasa disinggahinya
sekadar membuatnya tampak lembap dan tak bercahaya
kita memang selalu lupa
mengisinya dengan sebuah lemari, sebuah meja, dan sebuah lampu belajar
yang barangkali mampu menjadi persinggahan sementara
atau paling tidak lekas tahu dan buru-buru menutup jendela
sebelum debu yang dibawa angin musim itu mencapai telinga dan mata kita
kita memang ruang kosong itu
yang senantiasa harus diisi dan dilengkapi
agar mampu bertahan dari debu dan angin kemarau yang makin jahat
di musim ini

depok, oktober 1997

Daftar Isi


© Koekoeh Achdiat Soebiantoro. All rights reserved.
Hak cipta dilindungi Undang-undang.