Aku
melangkah sangat jauh, namun segera kusadari: aku
tak melangkah di luar bahasa. Sebab, yang kulangkahi
mungkin
hanya ruang kosong, atau gelombang yang tak
jelas batasnya, seperti gugusan bintang meledak
jadi
supernova, aneh, tiba-tiba aku merasa diriku
adalah catu-catu cahaya tak saling berpaut, gelora
tanpa
rasa, hanyut-hanyut-hanyut, dan berujung
pada maut! Namun hidup, yang kelewat kutuntut,
kadang
cuma menyisa harapan, meski kini, harapan
semakin dekat dengan kenangan: semakin menjemukan?
(Huh! Dunia bergerak antara resah, gerah, dan darah?)
Tapi
aku kepingin sekali belajar melupakan, memandang
kenyataan sebagai kenyataan, mencintai kekinian! Aku
tahu
kadang hidup makin semaya kemungkinan, namun toh
setidaknya masih ada yang tersisa untuk diperjuangkan,
meski
itu hanya sekedar bertahan, meski akhirnya
harus berujung pada kekalahan? Aku melangkah, terus
melangkah,
dalam harapan: "Yah, hidup toh
tak musti selesai dalam kenangan." Tak ada
akhir
bagi keindahan, karena itu aku akan terus
melangkah, terus bertanya, sampai ke gaib kata!
© Ahmad
Yulden Erwin. All rights reserved.
Hak cipta dilindungi Undang-undang.