Pohon-pohon
waktu: tumbuh
di batinku. "Alangkah kukuh
setiap
impian, alangkah jauh
jarak kenyataan," bisik
sang
detik. Tapi, aku ingin
tetap menjerit, mendaunkan
menit
demi menit, menyerap
tabula rasa: lewat hembusan
angin
dan kata-kata.
Pohon-pohon waktu, kau
dengarkah
heningku? Atau
biarlah kuembunkan saja
belaian
ada, hingga menggetah
aliran sukma: 0 dalam 0.
Pohon-pohon
waktu, tumbang:
menyerap bintang-bintang.
© Ahmad
Yulden Erwin. All rights reserved.
Hak cipta dilindungi Undang-undang.