Berpikir dengan Perasaan

9000 km, hanya kebencian yang ada, hanya bayang-bayang dendam memanjang ke utara. Ya, telah begitu lama ingin kulihat rindang pohon ada dan tiada, mampu menyatu dalam harmoni semesta, namun hanya gelisah sebagai buahnya.
Maka, aku pun terus berjalan: antara kecemasan dan mimpi, antara duka dan sunyi, antara hidup dan mati. Melewati batas yang tak berbatas. Melewati jarak yang tak berjarak. Melewati gerak demi gerak kenyataan, menembus titik akhir kepedihan .
Ya, barangkali, di balik segala kontradiksi ini, akan kutemui hakekat ada yang sejati?
Namun, belum juga. Masih sia-sia. Lantas aku pun berpaling dalam dunia yang asing. Mencari. Mencari. Mencari. Akhirnya cuma ilusi. Dan hidup selalu saja dicari-cari, meski ada di depan pikiran sendiri.
9000 km, hanya kebencian yang ada, hanya bayang-bayang dendam memanjang ke utara. Perubahan demi perubahan, hanya mengantarkan napas pada kekosongan.
O waktu, lekas tolong katakan: bagaimana aku bisa berpikir dengan perasaan!

Daftar Isi


© Ahmad Yulden Erwin. All rights reserved.
Hak cipta dilindungi Undang-undang.