Nilai Kebenaran Seekor Ular

Pada suatu pagi yang tenang, aku berjalan melintasi padang ilalang. Tiba-tiba di hadapanku muncul seekor ular bertubuh belang. Ular itu terpaku menatapku, kedua matanya bersinar biru. Lalu, kurasakan kekuatan gaib memancar menderu dari matanya yang sayu.
Mendadak ular itu mematuk kakiku. Namun, anehnya, tiada sedikit juga sakit terasa. Sebaliknya kurasakan kesejukan luar biasa menjalari urat-urat darahku, menjalari sumsumku, kelaminku, perutku, jantungku, hingga otakku: "Inikah kenikmatan sejati? Inikah mati sebelum mati?
Dan dengan gairah meluap-luap, aku berkata kepada ular itu: "Mari, patuklah lagi aku, patuklah lagi seluruh makna adaku, hingga kurasakan makna kesejukan menjalar di jiwaku.
Pagi itu: telah kubunuh seekor ular yang melilit hatiku.

Daftar Isi


© Ahmad Yulden Erwin. All rights reserved.
Hak cipta dilindungi Undang-undang.