Mungkin Sekali Lagi akan Kulupakan Malam

Mungkin sekali lagi akan kulupakan malam,
rinduku tua dan melayang bersama elang: tersangkut
reruntuhan senja, pagi dan siang yang tak terbaca.
Mungkin kabut, berharap suatu ketika
setetes air keabadian tiba-tiba terloncat dari gaunnya.
Namun di sisiku tiada lain kutemui, kecuali
bayangku sendiri, yang tentu saja tak pernah bersayap.

*

Mungkin sekali lagi akan kulupakan malam,
dan diam, dan tak berharap tentang sesuatu yang sanggup
memberi penerangan di esok pagi.
Kadang jalan begitu cepat kita tentukan akhirnya,
sedang waktu, bagai arus yang tak pernah puas lakunya,
seperti mau saja kita mengatakan cinta bagi yang
tak pernah kita cinta: "Lupakan saja!"

*

Dan kukenang diriku dalam cerminmu:
semasa jalan tanah, bunga rumput, dan angin
menjadi begitu bersahabat; kita begitu mesra dan sahdu
menatap matahari kedua timbul dan tenggelam, yang
tiada sanggup kita pastikan arahnya, namun bahagia,
terasa napas keabadian menjalari urat-urat darah kita.

*

Tuhan, kulihat kelaminku berwarna-warna.

*

Dan sebutir debu itu tak tahu lagi ke mana dirinya
akan diterbangkan hampa, selintas kecewa
memenuhi kesemestaannya - jika di satu titik
mungkin kita tiada lagi berupa, janganlah itu
kita katakan: "Tiada!" - atau kekosongan yang
begitu sulit kita tebak moncongnya - dan dalam
satu putaran waktu rindunya pun pecahlah, ia
merasa lewat sebuah lorong dan tak tahu apakah
yang masih tersisa dari dirinya, ia menatap
kekosongan itu dengan biasa dan dengan biasa pula
bertanya: "Kekasih, tak cukupkah hanya sekedar cinta?"

*

Mungkin sekali lagi akan kulupakan malam,
mencoba membangun kepastian, di antara puingan,
demi arah, walau kita tahu: terkadang arah
cuma sepenggal nasib yang barangkali kelewat percuma,
barangkali juga cinta akan begitu saja kita lupakan,
dan dengan berbagai dalih, yang seolah-olah perkasa,
kita akan berteriak dari jalan demi jalan:
"Kekasih, kenapa maut begini hambar rasanya?"

*

Dan bergegas: kupadamkan lampu dalam diriku.

 

Bandar Lampung, 1987

Daftar Isi


© Ahmad Yulden Erwin. All rights reserved.
Hak cipta dilindungi Undang-undang.