KETIKA DEMAM


Ketika demam, tak ada kenalan yang berkunjung. Hanya pucat tubuh mengembang. Tubuh yang mengambang. Segala kenangan, juga senyum perempuan. Pintu terkunci, berbulir di sudut kamar, peluh yang pengap basahi mimpi yang terus meradang

Ketika demam, aku tak bisa lagi menerka bayang-bayang sendiri. Mana sejati, mana abadi, riuh berita -- suara sember di radio. Bagai kaleng yang jatuh, bergemuruh, jadi bola lampu yang batu, dengus cahaya tak lagi terbaca. Bahkan ketika demam itu kualirkan sekejap di bundar matamu!

Bandar Lampung, Januari 2003

Daftar Isi


© Alexander Robert Nainggolan. All rights reserved.
Hak cipta dilindungi Undang-undang.