Masih kudengar suara. Tawa yang basah, opercakapan yang liar di antara genangan
hujan. Meski tak bisa lagi diterka riak matamu yang mengawasi setiap peristiwa,
ihwal tahun-tahun yang tanggal. Menggapai setiap lekuk sudut
O, sebegitu sunyi!
Hingga aku berpeluh, mengenang mimpi yang tak pernah penuh. Sementara, angka
usia terus beranjak naik, memapah dalam ketuaan yang makin sepuh
Di mana dapat kutemukan kamu?
Hanya gema yang bergaung. Semakin jauh, sayup makin tak tertempuh
Tapi, tetap saja kudengar suara. Membangunkanku di tengah tidur dan mimpi yang kosong itu
Bandar Lampung, 17 Januari 2003
© Alexander
Robert Nainggolan. All rights reserved.
Hak cipta dilindungi Undang-undang.