Selalu saja, segerombol teroris, duduk di dalam lingkaran. Mengais luka hari-hari, tanah bergoyang, segumpal daging berdarah. Menyimpan luka sejarah.
Tak juga berbahasa, akan bom-bom yang meradang, ngilu di setiap kulit badan
Segerombol teroris, dikutuk -- menjadi bayang-bayang yang siap ledakkan gedung
kota! Hingga pohonan bergetar, gerak akar yang tumbang, zakar para lelaki yang
bergetar
Mengecap kelakar yang tebar tawa dan duka
Selalu saja segerombol teroris, menyiram sudut-sudut sunyi. Terduduk dalam lingkaran, dalam percakapan yang beku. Menyimpan pucat di telapakmu, dan kita tenggelam bersamanya!
Bandar Lampung/Kedaton, 13-17 Januari 2003
© Alexander
Robert Nainggolan. All rights reserved.
Hak cipta dilindungi Undang-undang.