Kumparan matahari titipkan hangatnya di dada. Sirami tubuh dati malam yang beku
dan mematung. Kau meliuk, memandang sederet kesibukan baru,
"Kita harus sempurnakan mimpi semalam," ucapmu sambil melompat dari
ranjang
lalu, keriuhan tampak, menggoda matahari yang terus jerat waktu. Menitipkan erangan yang terkapar, sembilu menyayat. Butir cahaya itu jatuh, menerangi sepetak ladang harapan baru. Menuainya jadi penuh arti, barangkali sampai kau tahu diri sendiri
© Alexander
Robert Nainggolan. All rights reserved.
Hak cipta dilindungi Undang-undang.