AKU MENAMPUNG SEPI

Aku menampung sepi. Beratus-ratus hari, jauhi peradaban lapuk yang terus menjilat bundar mata, setiap kutengok masa lalu. Kabar-kabar larut, pecah di pandangan, hingga tak bisa kau katupkan bola mata sendiri

"Kita akan berlayar. Berjumpa dengan negeri baru yang penuh bunga ros,"

lalu kau tiupkan napas wangimu ke dadaku. Lupakan dongengan lama, akan cabikan aroma bangkai. Setiap kali, kau lupakan wajah bocah-bocah dengan tatapan sepi, besar dalam kemarahan dan serapah

hingga ku tak mengerti, mengapa sepi itu makin besar. Mengosongkan jalan darah dan aorta. Semacam hujan yang melipat gelisah, usai kemarau yang kerontang dan penuh debu


Kedaton, November 2002

Daftar Isi


© Alexander Robert Nainggolan. All rights reserved.
Hak cipta dilindungi Undang-undang.